Gangguanpola tidur adalah rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari, sulit tidur pada waktu tidur yang diinginkan. Data seluruh pasien preoperasi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung tahun 2014 dengan jumlah 1570 orang.
Gangguanpola tidur Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik : · Perubahan pola tidur normal · Penurunan kemampuan berfungsi · Ketidakpuasan tidur · Menyatakan sering terjaga · Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur · Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan · Kelembaban lingkungan sekitar · Suhu lingkungan sekitar · Tanggung jawab memberi asuhan · Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
berhubungandengan gangguan psikologis yang menjadi faktor risiko untuk terjadinya depresi, gangguan cemas, alkohol, dan penyalahgunaan obat, penurunan imunitas 2.3.2 Pola dan kualitas tidur remaja. Masa remaja ditandai dengan adanya perubahan biologis, kognitif dan emosional. depresi, kelelahan, dan nyeri somatik. Penelitan tersebut
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Jakarta - Usai tidur selama 6-7 jam semalam, sudah seyogianya jika tubuh kembali merasa segar di keesokan harinya. Hanya saja, pada beberapa orang, ada yang justru merasakan nyeri di bagian punggung setelah bangun dr Benedictus Megaputera SpOT, MSi, nyeri punggung yang terasa saat bangun tidur umumnya disebabkan karena selama tidur, otot-otot tubuh tidak mengalami relaksasi dan ini juga dipengaruhi beberapa hal di antaranya ketinggian bantal, pemilihan alas tidur, suhu ruangan, pakaian, kondisi pikiran dan kesehatan, maupun makanan dikonsumsi sebelum tidur, demikian dikatakan dr Ega, begitu ia akrab disapa. "Sebaiknya pilih ketinggian bantal yang pas dan gunakan alas tidur yang tidak terlalu lunak sehingga tidak membuat tubuh mudah amblas. Kemudian, kita juga bisa memudahkan gerak selama tidur sehingga memungkinkan otot-otot mengalami relaksasi," tutur dr Ega saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa 2/12/2014.Terkait posisi tidur, dr Ega menegaskan bahwa tidur dengan posisi miring tidak berpengaruh langsung terhadap struktur tulang belakang. Justru, pengaruh yang ditimbulkan langsung terhadap otot-otot punggung kita. Lalu, bagaimana posisi tidur yang dianjurkan agar struktur tulang belakang tetap baik?"Posisi tidur yang baik adalah posisi tidur yang bisa membuat otot-otot tubuh rilaks saat tidur sehingga membuat kita segar saat bangun dari tidur. Untuk tidur yang baik diperlukan alas tidur dan posisi tidur yang baik pula. Pilih alas tidur atau kasur yang tidak terlalu lunak," kata dokter yang praktik di Siloam Hospital Surabaya tidur atau kasur yang terlalu lunak diungkapkan dr Ega justru dapat menyulitkan tubuh untuk bergerak atau berpindah posisi di saat tidur. Akibatnya, otot-otot tubuh justru akan terasa pegal-pegal saat bangun dari tidur. Maka dari itu, dr Ega menyarankan pilihlah alas tidur yang permukaannya tidak akan berubah bentuk bila kita tidur di atasnya."Nah, untuk penggunaan alas kepala atau bantal memang dipengaruhi oleh kebiasaan. Tapi sebaiknya ketinggian bantal dipilih sesuai kenyamanan karena hal ini akan membantu relaksasi otot-otot sekitar leher," pungkas dr Ega. rdn/vit
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA Gangguan Pola Tidur di Ruang Menur RS dr. Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Oleh TATI HARDIYANI G1B212083 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS PURWOKERTO 2013 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN POLA TIDUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Secara umum tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu lingkungan menurun. Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut di didasarkan pada keyakinan bahwa tidur memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan sel. Apabila kebutuhan tidur cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari–hari pulih kembali. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan tidur lebih banyak dari biasa. 2. Tujuan Tujuan umum Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan pola tidur di ruang Menur RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Tujuan khusus 1. Mengetahui pengertian 2. Mengetahui etiologi 3. Mengetahui faktor predisposisi 4. Mengetahui patofisiologi 5. Mengetahui tanda gejala 6. Mengetahui pemeriksaan penunjang 7. Mengetahui pathway 8. Mengetahui pengkajian 9. Mengetahui diagnosa keperawatan gangguan pola tidur 10. Mengetahui rencana asuhan keperawatan gangguan pola tidur B. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalandi taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat Hidayat, 2006. Sedangkan pengertian tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Guyton, 1997. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan syaraf, kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan berbagai organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama tidur. Gangguan dalam tidur bisa dialami oleh siapa saja. Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan jumlah atau kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi. Gangguan tidur bisa berupa insomnia, narkolepsi, somnabolisme tidur berjalan, enuresa ngompol, dan delirium mengigau Alimul, 2006. 2. Etiologi Beberapa penyebab yang dapat menyebabkan gangguan pola tidur, yaitu 1. 2. Psikologis a Perubahan tidur yang berhubungan dengan proses penuaan b Ansietas c Suhu tubuh Lingkungan a Suhu, kelembaban yang berubah-ubah b Stimulasi yang berlebih c Kegaduhan d Pengobatan 3. Fisiologis a Demam b Hipertiodisme c Ulkus gastrik d Gangguan hati e Nafas pendek f Urgensi berkemih g Mual h Gangguan ketidaknymanan 3. Faktor Predisposisi Menurut Potter and Perry 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi tidur antara lain a. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur. b. Kelelahan Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek. c. Sres Psikologi Depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan NREM. d. Obat-Obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu, e. 1 Diuretik 2 Antidepresan 3 Kafein 4 Betabloker 5 Narkotika 6 Amfetamin Nutrisi Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur. f. Lingkungan Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya. g. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur. 4. Patofisiologi Tidur merupakan hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal Guyton, 1997. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system RAS dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir. Gangguan pola tidur dapat dipengaruhi oleh proses penuaan, ansietas, suhu tubuh, faktor lingkungan suhu, kelembaban yang berubahubah, stimulasi yang berlebih, kegaduhan, pengobatan, faktor fisiologis demam, hipertiodisme, ulkus gastrik, gangguan hati, nafas pendek, urgensi berkemih, mual, gangguan ketidaknyamanan. Hal tersebut membuat kerja RAS berlebihan menyebabkan kewaspadaan berlebih dan akhirnya mengganggu pola tidur pasien Potter and Perry, 2006. 5. Tanda dan Gejala Gangguan tidur a. Ketidakpuasan Tidur b. Keluhan verbal tentang kesulitan-kesulitan tidur c. Keluhan verbal tentang perasaan tidak dapat beristirahat dengan baik d. Tidak dapat tidur insomnia e. Total waktu tidur kurang dari usia yang normal f. Memiliki kebiasaan buruk atau aneh saat tidur mengorok, berhenti nafas, menggerakan anggota keluarga g. 6. Bangun 3 kali atau lebih di malam hari Pemeriksaan Penunjang Menentukan secara pasti gangguan tidur adalah pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi adalah alat uji diagnostik untuk mengevaluasi gangguan tidur. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram EEG, elektromiogram EMG, dan elektro-ukologram EOG sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari Potter and Perry, 2006. 7. Pathway Faktor psikologis Faktor Lingkungan Faktor Fisiologis Nyeri akut Cemas Merangsang sistem limbik pengatur sistem emosi untuk meningkatkan pengeluaran katekolamin Merangsang sensori perifer untuk meningkatkan pengeluaran serotonin Merangsang kortek serebral untuk meningkatkan pengeluaran seroton Gangguan eliminasi urin Hipertermi Merangsang Sistem Aktivasi Retikuler SAR untuk menurunkan pengeluaran serotonin Gangguan Pola Tidur Bangun 3 kali atau lebih dimalam hari, insomnia, ketidakpuasan tidur, total waktu tidur kurang, kebiasaan buruk saat tidur dan keluhan verbal lainnya. Pengkajian a. Identitas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, diagnosa medis b. Riwayat Kesehatan Keluhan utama, Riwayat penyakit sebelum, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga c. Pola Kesehatan Fungsional 1 Pemeliharaan Kesehatan 2 Nutrisi Metabolik 3 Eliminasi 4 Pola Persepsi Kognitif 5 Pola Istirahat a Pola tidur jam berapa berangkat tidur, bangun tidur, lamanya tidur b Kebiasaan menjelang tidur buang air kecil, membaca buku, dll c Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya d Kebiasaan tidur siang e Lingkungan tidur bising, gelap, dingin, dll f Status emosi dan mental g Manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat dan tidur, yaitu - penampilan wajah area gelap disekitar mata, bengkak pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata terlihat cekung, dll - Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur mudah tersinggung, sering menguap, kurang - Kelelahan tampak lelah, letih, lesu, dll 6 Konsep Diri 7 Pola Peran dan Hubungan 8 Pola Reproduksi 9 Pola Pertahanan Diri dan Koping 10 Keyakinan dan Nilai d. Pemeriksaan Fisik Kesadaran umum, BB, TD, N, S, RR dan antropometri 8. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan. 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. 3. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan faktor fisiologis. 4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. 5. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis. 9. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Rasionalisasi 1. Tentukan efek 1. Meminimalisir tidur keperawatan selama 3x24 jam samping obat pada samping berhubungan diharapkan gangguan pola tidur pola tidur pasien tidak dengan faktor pasien teratasi dengan kriteria hasil fisiologis, Awal 1 Akhir 5 tidur pasien dan catat 2. Mengetahui lingkungan. tidur dalam faktor fisik apnea 3. Pasien batas normal saat tidur, sumbatan jalan 1 5 nafas, pola tidur psikologis, dan faktor- sehingga mengganggu pola Jumlah jam Pola tidur, obat 2. Pantau hubungan efek penyebab gangguan pola tidur memahami kebutuhan tidur nyeri 4. Melibatkan keluarga untuk atau meminimalisir kualitas ketidaknyamanan, nyeri dalam batas dan sering berkemih 5. Lingkungan nyaman dapat normal Perasaan 1 5 fresh sesudah tidur/istirahat Mampu mengidentifik atau faktor-faktor psikologis dapat 1 5 mendukung tidur pasien yang 6. Tidur membantu pola tidur pasien gangguan siang membantu dapat menyukupi kebutuhan tidur 3. Jelaskan pentingnya 7. Obat tidur untuk membantu asi hal-hal tidur yang adekuat peningkatan kualitas dan yang selama sakit kuantitas tidur meningkatkan tidur 4. Ajarkan pasien dan orang lain tentang faktor-faktor dapat yang berpengaruh pada gangguan pola tidur 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman 6. Anjurkan pasien untuk tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi pola tidur 7. Kolaborasi pemberian obat tidur DAFTAR PUSTAKA Alimul, H. Aziz. 2006 Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta Salemba Medika. Guyton, Arthur. 1997. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi 3. Jakarta EGC. NANDA. 2011. Diagnosa Keperawatan 2011-2014. Jakarta EGC. Potter, P. A. & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Jakarta EGC.
1. Pengantar Gangguan pola tidur seringkali dianggap sepele dan diabaikan. Padahal, gangguan ini dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk nyeri. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang hubungan antara gangguan pola tidur dengan nyeri. 2. Apa itu Gangguan Pola Tidur? Gangguan pola tidur adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak dan teratur. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan yang mendasar. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. 3. Apa itu Nyeri? Nyeri adalah sensasi tidak nyaman yang dirasakan oleh seseorang pada bagian tubuh tertentu. Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, inflamasi, dan gangguan kesehatan yang mendasar. Nyeri dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memengaruhi aktivitas sehari-hari. 4. Hubungan antara Gangguan Pola Tidur dengan Nyeri Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan pola tidur dapat mempengaruhi rasa nyeri seseorang. Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat memengaruhi sistem saraf dan mempengaruhi cara tubuh merespons terhadap rasa nyeri. Selain itu, tidur yang tidak cukup dapat mengurangi produksi hormon melatonin yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang lebih sensitif terhadap rasa nyeri. 5. Gangguan Pola Tidur dan Migrain Migrain adalah jenis sakit kepala yang disebabkan oleh kontraksi dan pelebaran pembuluh darah di kepala. Gangguan pola tidur dapat memicu migrain dan memperburuk gejala migrain. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena migrain dan memperburuk gejalanya. 6. Gangguan Pola Tidur dan Sakit Punggung Sakit punggung adalah kondisi di mana seseorang mengalami nyeri pada bagian punggung. Gangguan pola tidur dapat memperburuk nyeri pada punggung. Tidur dalam posisi yang salah atau tidur terlalu lama dapat menyebabkan ketegangan pada otot punggung dan meningkatkan risiko terkena sakit punggung. 7. Gangguan Pola Tidur dan Fibromyalgia Fibromyalgia adalah kondisi di mana seseorang mengalami nyeri pada seluruh tubuh dan kelelahan yang berkepanjangan. Gangguan pola tidur dapat memperburuk gejala fibromyalgia. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena fibromyalgia dan memperburuk gejalanya. 8. Gangguan Pola Tidur dan Osteoartritis Osteoartritis adalah kondisi di mana seseorang mengalami kerusakan pada sendi dan tulang. Gangguan pola tidur dapat memperburuk gejala osteoartritis. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena osteoartritis dan memperburuk gejalanya. 9. Gangguan Pola Tidur dan Artritis Reumatoid Artritis reumatoid adalah kondisi di mana seseorang mengalami peradangan pada sendi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Gangguan pola tidur dapat memperburuk gejala artritis reumatoid. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid dan memperburuk gejalanya. 10. Gangguan Pola Tidur dan Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana seseorang mengalami tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah. Gangguan pola tidur dapat memperburuk tekanan darah tinggi. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan memperburuk gejalanya. 11. Gangguan Pola Tidur dan Diabetes Diabetes adalah kondisi di mana seseorang mengalami kadar gula darah yang tinggi. Gangguan pola tidur dapat mempengaruhi kadar gula darah dan memperburuk gejala diabetes. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan memperburuk gejalanya. 12. Gangguan Pola Tidur dan Penyakit Jantung Penyakit jantung adalah kondisi di mana seseorang mengalami masalah pada jantung. Gangguan pola tidur dapat memperburuk gejala penyakit jantung. Tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan memperburuk gejalanya. 13. Faktor Risiko Gangguan Pola Tidur Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena gangguan pola tidur antara lain Usia Obesitas Konsumsi alkohol dan kafein Stres dan kecemasan Kondisi kesehatan yang mendasar seperti sleep apnea dan restless leg syndrome 14. Faktor Risiko Nyeri Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena nyeri antara lain Cedera Inflamasi Gangguan kesehatan seperti arthritis dan fibromyalgia Kondisi psikologis seperti depresi dan kecemasan Usia 15. Cara Mengatasi Gangguan Pola Tidur Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi gangguan pola tidur Membuat jadwal tidur yang teratur Menghindari konsumsi alkohol dan kafein sebelum tidur Menjaga suhu ruangan yang nyaman Melakukan relaksasi sebelum tidur seperti meditasi dan yoga Menghindari aktivitas yang dapat membuat sulit tidur seperti menonton TV atau menggunakan gadget sebelum tidur 16. Cara Mengatasi Nyeri Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi nyeri Minum obat pereda nyeri yang diresepkan oleh dokter Mengompres bagian yang nyeri dengan air hangat atau dingin Merendam tubuh dalam air hangat Melakukan terapi fisik seperti pijat dan akupunktur Melakukan relaksasi seperti meditasi dan yoga 17. Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter? Jika gangguan pola tidur dan nyeri berkepanjangan dan mempengaruhi kualitas hidup, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat membantu melakukan evaluasi dan memberikan pengobatan yang sesuai. 18. Kesimpulan Gangguan pola tidur dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit termasuk nyeri. Penting untuk mengatasi gangguan pola tidur dan nyeri dengan tepat agar kualitas hidup tidak terganggu. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada gangguan pola tidur dan nyeri yang berkepanjangan. Kesehatan
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri